KECURANGAN (FRAUD)
Jenis - jenis kecurangan dalam sistem informasi akuntansi (SIA)
- Employee fraud (kecurangan pegawai)
kecurangan yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan maupun pelanggan. - Management Fraud (kecurangan manajemen)
kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan (stakeholders) yang terkait organisasinya. - Customer fraud (kecurangan pelanggan)
kecurangan yang dilakukan oleh konsumen/pelanggan , misalnya kecurangan oleh pihak kontraktor/konsumen terhadap satuan kerja proyek - E-commerce fraud (kecurangan melalui internet)
kecurangan yang dilakukan akibat adanya transaksi melalui internet
Contoh kasus kecurangan dalam SIA
Berikut adalah contoh kasus kecurangan dalam SIA yang pernah terjadi dibeberapa perusahaan besar di Dunia :
1. ZZZ Best Inc 1986
Sang pemilik, Barry Minkow menyatakan kalau perusahaan pembersih karpet ini akan menjadi ‘General Motors-nya pembersih karpet.’ Minkow kelihatannya membangun sebuah perusahaan jutaan dolar, padahal ini dilakukannya melalui pemalsuan dan pencurian.
Dia menciptakan lebih dari 10.000 dokumen palsu dan kuitansi penjualan, tanpa ada seorang pun yang curiga. Meski bisnisnya 100% penipuan yang dirancang untuk mengelabui auditor dan investor, Minkow berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 4 juta untuk menyewa dan merenovasi sebuah gedung kantor di San Diego.
ZZZ Best bahkan bisa go public pada Desember 1986 dan mencapai kapitalisasi pasar lebih dari US$ 200 juta. Hebatnya lagi, Minkow saat itu masih remaja! Minkow dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
2. Bre-X Minerals 1997
Perusahaan Kanada ini terlibat dalam salah satu penipuan saham terbesar dalam sejarah. Ladang emasnya di Indonesia yang dilaporkan mengandung lebih dari 200 juta ons emas, disebut sebagai tambang emas terkaya yang pernah ada di dunia.
Harga saham Bre-X membumbung tinggi hingga US$ 280, membuat beberapa orang biasa jadi milyuner dadakan. Di masa puncaknya, Bre-X memiliki kapitalisasi pasar US$ 4,4 miliar.
Pesta penipuannya berakhir pada 19 Maret 1997 ketika tambang emas itu terbukti palsu dan sahamnya langsung anjlok hingga tinggal beberapa sen saja. Beberapa pihak yang mengalami kerugian terbesar adalah Quebec’s public sector pension fund (US$ 70 juta), Ontario Teacher’s Pension Plan (US$ 100 juta) dan Ontario Municipal Employees’ Retirement Board (US$ 45 juta).
3. Enron 2001
Sebelum skandal meruak, perusahaan trading energi yang berbasis di Houston ini merupakan perusahaan terbesar nomor 7 di AS berdasarkan pendapatan. Menggunakan beberapa praktek akunting rumit, perusahaan ini mampu menyembunyikan utang bernilai ratusan juta dari pembukuannya.
Enron menipu para investor dan analis yang berpikir keuangan perusahaan ini stabil, padahal kenyataannya jauh berbeda. Para Eksekutif Enron membuat catatan pendapatan fiktif, melipatgandakannya hingga terlihat luar biasa besar. Ketika akhirnya jaringan penipuan ini terungkap, saham Enron langsung anjlok dari US$ 90 lebih jadi kurang dari 70 sen.
Seiring kehancuran Enron, firma akunting terbesar nomor lima di dunia saat itu, Arthur Andersen juga ikut terseret. Auditor Enron tersebut hancur setelah David Duncan, auditor utama Enron memerintahkan penghancuran ribuan dokumen.
4. Worldcom 2002
Tak lama berselang sejak Enron kolaps, pasar ekuitas kembali dihantam oleh skandal akunting milyaran dolar. Perusahaan telekomunikasi raksasa WorldCom berada dalam pengawasan ketat setelah kasus serius pengelabuan buku terungkap.
WorldCom mencatat pengeluaran operasional sebagai investasi. Perusahaan ini merasa bahwa pulpen, pensil dan kertas merupakan investasi bagi masa depan perusahaan. Biaya pengeluaran untuk benda-benda ini selama beberapa tahun ke depan dicatat sebagai investasi.
Total pengeluaran operasional normal senilai US$ 3,8 miliar yang seharusnya dicatat sebagai pengeluaran untuk tahun keuangan berlangsung, diperlakukan sebagai investasi dan dihitung untuk bertahun-tahun.
Trik akunting kecil-kecilan ini berhasil membesar-besarkan laba tahunan mereka. Pada 2001, WorldCom melaporkan laba sekitar US$ 1,3 miliar.
Faktanya, bisnis WorldCom makin lama makin tidak menguntungkan. Pihak yang paling menderita dari kejadian ini adalah puluhan ribu karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya.
Pihak lain yang paling merasakan pahitnya dikhianati WorldCom adalah para investor yang harus melihat anjloknya harga saham WorldCom dari US$ 60 menjadi kurang dari 20 sen.
5. Tyco International 2002
Setelah WorldCom mengguncang kepercayaan diri investor, para eksekutif di Tyco meyakinkan bahwa 2002 adalah tahun yang paling tak terlupakan bagi dunia saham.
Sebelum skandal meruak, Tyco dianggap sebagai saham blue chip yang aman. Tyco adalah perusahaan manufaktur komponen elektronik, perawatan kesehatan dan peralatan keamanan.
Semasa menjabat sebagai CEO, Dennis Kozlowski yang termasuk salah satu dari 25 manajer korporat teratas oleh BusinessWeek itu menyedot sejumlah besar uang dari Tyco, dalam bentuk pinjaman tak disetujui dan penjualan saham palsu.
Bersama CFO Mark Swartz dan CLO Mark Belnick, Kozlowski menerima US$ 170 juta dalam bentuk pinjaman rendah-hingga-tanpa bunga, tanpa persetujuan pemegang saham.
Kozlowski dan Belnick mengatur penjualan 7,5 juta saham Tyco tanpa izin yang dilaporkan bernilai US$ 450 juta. Uang ini digelapkan dari perusahaan dengan kedok sebagai bonus eksekutif atau manfaat.
Kozlowski menggunakan uang itu untuk memenuhi gaya hidup mewahnya. Termasuk beberapa rumah, kamar mandi senilai US$ 6.000 dan pesta ulang tahun US$ 2 juta untuk sang istri.
Di awal 2002, skandal ini mulai menyeruak dan harga saham Tyco anjlok sekitar 80% hanya dalam 6 pekan. Para eksekutif kabur dari persidangan pertamanya karena kesalahan pengadilan. Namun mereka berhasil diadili dan dijatuhi hukuman penjara 25 tahun.
6. Healthsouth 2003
Mengerjakan akunting untuk perusahaan besar bisa jadi tugas sulit, apalagi ketika bos Anda menginstruksikan supaya Anda memalsukan laporan pemasukan.
Di akhir tahun 1990-an, CEO dan pendiri HealthSouth, Richard Scrushy mulai menginstruksikan karyawan untuk menggelembungkan pemasukan dan pendapatan bersih perusahaan.
Kala itu, HealthSouth merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan terbesar di Amerika yang merasakan pertumbuhan pesat dan mengakuisisi beberapa firma kesehatan sejenis. Tanda pertama adanya masalah muncul di akhir 2002 ketika Scrushy melaporkan telah menjual saham HealthSouth senilai US$ 75 juta, setelah sebelumnya mengumumkan kerugian.
Sebuah firma hukum independen menyimpulkan bahwa penjualan tersebut tidak terkait langsung dengan kerugian, namun investor harus waspada. Skandal ini akhirnya terungkap pada Maret 2003 ketika SEC mengumumkan bahwa HealthSouth menggelembungkan pemasukan hingga US$ 1,4 miliar.
Informasi ini menemui titik terang ketika CFO William Owens bekerjasama dengan FBI merekam pembicaraan Scrushy yang menyebut tentang penggelapan ini. Efeknya berlangsung cepat, harga saham HealthSouth terjun bebas dari US$ 20 menjadi 45 sen dalam sehari.
Hebatnya, sang CEO dibebaskan dari 36 tuduhan penipuan namun kemudian dihukum atas tuduhan suap. Ternyata, Scrushy memberi sumbangan politik sebesar US$ 500.000, memastikan dia dapat kursi di dewan regulator rumah sakit.